Otobiografiku
Hampir 29 tahun yang lalu tepatnya hari
jumat, 6 mei 1983 diri ini dilahirkan. Pada
tahun itu pulalah bahasa pemrograman c++ diperkenalkan oleh Bjarne Stroustrup. Entah
ada hubungannya atau tidak, tapi yang jelas c++ telah membuatku galau
akhir-akhir ini.
Terlahir didaerah yang cukup terpencil
dipesisir selatan pulau jawa tepatnya didaerah cilacap. Sebuah daerah yang
sangat terkenal dengan penjaranya yang mirip Alcatraz di amerika sana. Apa lagi
kalo bukan Nusa Kambangan, penjara dengan pengamanan tingkat tinggi untuk
penjahat-penjahat kelas tinggi pula. Namun selain itu sebetulnya ada banyak
potensi kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan didaerahku. Laut dicilacap dikenal
cukup dalam sehingga sangat potensial untuk dijadikan pelabuhan internasional. Hal
inilah yang dimanfaatkan pertamina untuk membangun kilang minyak.
Aku lahir dari keluarga petani, meskipun
desaku dekat dengan pantai – bahkan deburan ombak bisa terdengar saat malam
larut - namun mata pencaharian mereka sebagian besar bertani secara turun
temurun. Hanya segelintir saja yang mencari nafkah dilaut, itupun sekedar
mencari semacam kerang sebagai makanan tambahan bebek. Bapakku adalah seorang
pekerja keras, meskipun tidak mempunyai sawah namun sejak muda tenaganya selalu
dimanfaatkan untuk bekerja disawah milik orang lain. Ibuku juga seorang petani
yang ulet sehingga sudah terbiasa dengan pekerjaan sawah semenjak kecil. Meskipun
lahir dari keluarga petani bapakku ternyata multi talenta, bisa menjadi
pedagang, tukang bangunan, musisi desa (penabuh gamelan) dan sebagainya. Itu dilakukan
karena kerasnya hidup yang dijalani sehingga melakukan apa saja asal halal
untuk menafkahi keluarga.
Saat aku kecil, hidupku selalu berpindah
tempat mengikuti kemana bapak ibuku mencari rezeki. Sebelum sekolah aku pernah
tinggal dijakarta didaerah ciputat, itupun tidak tetap bolak-balik antara
kampungku cilacap dan ciputat setelah itu aku ikut ke jambi sebagai
transmigran. Saat itu aku sudah masuk sekolah kelas 2 atau 3 SD, namun karena
sekolahan yang ada didekat tempat tinggal orang tuaku jaraknya 2 jam perjalanan
kaki – saat itu aku belum bisa dan memang belum punya sepeda - sehingga aku disekolahkan
dan tinggal ditempat bulikku didaerah kota. Selain transmigran banyak
orang-orang dari pulau jawa yang mengadu nasib di jambi yang saat itu banyak
pabrik pengolahan kayu untuk dijadikan papan ataupun bubur kertas.
Saat dikelas 5 SD, orang tuaku memutuskan untuk kembali ke kampung halaman
karena kondisi keamanan dijambi kurang kondusif. Hal itu disebabkan
perselisihan antara orang-orang suku jawa dengan suku bugis yang mengakibatkan
terbunuhnya salah satu tokoh suku bugis. Sejak itu keamanan menjadi tidak
terkendali yang menyebabkan aku harus kembali ke cilacap.
Jiwa merantau mungkin menurun dari bapakku
sehingga setelah lulus SMK kuputuskan untuk mengadu nasib ke negeri jiran –
malaysia - . faktor terbesar yang menyebabkannya adalah lapangan pekerjaan yang
tak kunjung kudapatkan dinegeri sendiri. Di malaysia aku bekerja sebagai
operator produksi di pabrik minyak kelapa sawit. Sebuah pengalaman yang memberi
warna tersendiri dalam kehidupanku, karena disanalah aku bisa mengenal lebih
dekat berbagai macam suku bangsa dari berbagai macam negara seperti Nepal,
Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Tamil dan sebagainya. Tak kurang juga teman-teman
dari negeri sendiri seperti dari lampung, jawa timur, jawa barat, jawa tengah,
lombok, bima, dan sebagainya. Ternyata problem pekerjaan sudah merata hingga ke
pelosok nusantara.
Sepulangnya dari malaysia, aku mengikuti
program magang yang diselenggarakan oleh pemerintah indonesia – depnakertrans -
dan jepang melalui yayasan IMM Japan. Dari
situlah aku mendapat kesempatan yang sangat berharga sehingga bisa merasakan
kehidupan di jepang meskipun sebagai peserta magang – insya allah akan kutulis
tentang pengalaman ini ditulisan yang lain - . Dari situlah mimpi-mimpiku kutulis
ulang hingga akhirnya kuputuskan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar