Selasa, 08 Januari 2013

Tulisan IV Dilema sebuah status


Dilema sebuah status antara karyawan tetap dan karyawan kontrak

Bagi yang pernah bekerja dalam sebuah perusahaan tentulah mengerti perbedaan antara karyawan tetap atau sering disingkat kartap dengan karyawan kontrak atau sering disebut anak kontrak.
Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah diangkat menjadi seorang pekerja tetap dalam sebuah perusahaan sedangkan karyawan kontrak merupakan karyawan yang bekerja dalam sebuah perusahaan dalam waktu tertentu (sesuai perjanjian). Kurun waktu ini bervariasi rata-rata 6 bulan sampai 1 tahun namun ada juga yang hanya selama 3 bulan dengan perpanjangan waktu hingga 2 tahun. Artinya setiap waktu tertentu perjanjian kerja diperbaharui.
Meskipun banyak perbedaan dalam berbagai hal, namun sejatinya sama-sama bekerja untuk mendapatkan upah dari majikan. Tidak pandang karyawan kelas bawah maupun atas, semuanya bekerja untuk memajukan perusahaan sehingga mendapat untung dan bisa membayar gaji karyawan. Karyawan tetap maupun kontrakpun sama-sama mendapat fasilitas dari perusahaan baik asuransi maupun tunjangan lainnya.
Namun banyak yang lebih mengedepankan perbedaan seperti jaminan bekerja. Bagi karyawan tetap tentu tidak perlu risau akan kelangsungan pekerjaan selama perusahaan masih beroperasi. Sedangkan karyawan kontrak harus berfikir lebih keras karena ketika kontrak selesai mereka harus berjuang lagi melamar pekerjaan yang tidak mudah didapatkan. Belum lagi umur yang semakin bertambah dan harus bersaing dengan lulusan-lulusan baru yang tentunya lebih dicari perusahaan karena masih segar dan enerjik.
            Didalam perusahaan sendiri terkadang ada semacam sekat yang membatasi antara kartap dan anak kontrak. Sekat tersebut sering kali berupa perlakuan yang berbeda, beban pekerjaan maupun dalam komunikasi. Sehingga ketika akumulasi  kekecewaan itu semakin menumpuk menimbulkan semacam kesenjangan sosial yang berdampak pada produktifitas pekerja.
            Jika ditelaah lebih mendalam sebetulnya baik karyawan tetap maupun kontrak mempunyai permasalahan yang berimbang karena mereka masing mengorbit dalam lintasan yang sama yaitu pekerja. Berbeda jika mereka pindah kuadran menjadi pengusaha, tentu permasalahannya akan berbeda.
            Jika berfikiran positif anak kontrak cenderung kreatif karena mereka lebih mawas diri akan suatu kondisi yang tidak menentu dalam hal kepastian bekerja. Karena itu seharusnya mereka lebih bekerja keras untuk bisa meningkatkan kemampuan menghadapi hari-hari depan yang semakin berat. Sedangkan kartap karena mereka hidup dalam zona nyaman tanpa memikirkan kontrak habis, mereka cenderung stagnan dalam mengeksplorasi kemampuan diri sehingga lambat dalam berkembang. Ditambah lagi dengan peningkatan pendapatan yang tidak berimbang dengan beban kerja menjadikan mereka skeptis dalam melihat tantangan. Juga kesempatan mendapat tantangan pekerjaan yang baru lebih banyak didapat anak kontrak sehingga bisa disesuaikan dengan minatnya.
            Apapun itu, baik kartap maupun anak kontrak sepatutnya banyak bersyukur ditengah sulitnya mencari lapangan perkerjaan mereka masih bisa mengharapkan pemasukan diakhir bulan. Selain itu kembali ke kondisi masing-masing apakah bisa memanfaatkan kelemahan juga kelebihannya untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar