Menuju
Indonesia Maju 2020
Bagian Pertama
Kondisi Perekonomian Indonesia
Saat Ini
Tulisan
ini merupakan serial bersambung yang akan membahas tentang proyeksi indonesia
dalam sepuluh tahunan mendatang yang saat itu di perkirakan indonesia menjadi
sebuah negara maju. Dan peran serta kita untuk ikut menyukseskan pembangunan
dan menjadi bagian dari kemajuan tersebut.
Pada
bagian pertama akan di uraikan tentang kondisi perekonomian indonesia saat ini
beserta permasalahan yang terjadi. Serta kondisi sumber daya manusia indonesia
terutama, kami para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.
Berdasarkan
berita yang termuat dalam media-media nasional bahkan menjadi sorotan dunia internasional,
perekonomian indonesia tumbuh sekitar
6,2 % terbesar kedua diasia disaat kondisi global yang sedang lesu bahkan
krisis ekonomi dieropa belum selesai.
"Ekonomi Indonesia untuk
keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran
6,1 - 6,5 persen dengan kecenderungan di tengah 6,3 persen. Sementara 2013
antara 6,3 - 6,7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, di
Jakarta, “
Hali
ini yang menjadikan indonesia semakin diminati asing untuk menanamkan
investasinya.
“
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan optimisme investor
global terhadap prospek tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia terus
meningkat. Peningkatan tersebut ditandai oleh derasnya arus modal masuk ke
Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah tercatat berada diperingkat kedua tertinggi di Asia setelah China. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu keyakinan investor global berinvestasi di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Persepsi investor global terhadap aset portofolio Indonesia makin positif," ungkap Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
Perry menyebutkan, di saham misalnya, dengan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen pada triwulan ketiga dan merupakan pertumbuhan tertinggi nomor dua di Asia, perolehan laba perusahaan-perusahaan publik kita masih rata-rata di atas 20 persen.
"Ini membuat price to earning ratio (PER) kita tetap menarik," tutur Perry.
Optimisme investor global itu, menurut Perry, tercermin dari semakin derasnya arus modal masuk terlihat dari investasi asing langsung yang naik menjadi USD5,3 miliar pada kuartal ketiga tahun ini dari USD3,7 miliar pada kuartal sebelumnya.
"Arus modal yang deras masuk, naik menjadi USD5,3 miliar di kuartal ketiga, dari sebelumnya hanya USD3,7 miliar," tukas Perry. (ade)”
Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah tercatat berada diperingkat kedua tertinggi di Asia setelah China. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu keyakinan investor global berinvestasi di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Persepsi investor global terhadap aset portofolio Indonesia makin positif," ungkap Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
Perry menyebutkan, di saham misalnya, dengan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen pada triwulan ketiga dan merupakan pertumbuhan tertinggi nomor dua di Asia, perolehan laba perusahaan-perusahaan publik kita masih rata-rata di atas 20 persen.
"Ini membuat price to earning ratio (PER) kita tetap menarik," tutur Perry.
Optimisme investor global itu, menurut Perry, tercermin dari semakin derasnya arus modal masuk terlihat dari investasi asing langsung yang naik menjadi USD5,3 miliar pada kuartal ketiga tahun ini dari USD3,7 miliar pada kuartal sebelumnya.
"Arus modal yang deras masuk, naik menjadi USD5,3 miliar di kuartal ketiga, dari sebelumnya hanya USD3,7 miliar," tukas Perry. (ade)”
Namun
untuk menjadi sebuah negara maju diperlukan kerja yang lebih keras karena saat
ini persentase pengusaha lokal indonesia masih jauh untuk mencapai tujuan
tersebut.
“Menteri
Koperasi dan UKM Syarief Hasan menuturkan, persentase jumlah pengusaha saat ini
baru 1,56 persen dari total penduduk Indonesia. "Menurut teori, suatu
negara dapat maju kalau minimal punya entrepreuner dua persen," katanya di
kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 8 Juni 2012.
“
Selain
itu banyak PR yang harus diselesaikan berkaitan dengan para pemuda terutama
pelajar yang nantinya akan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Dari
masalah kualitas pendidikan, tawuran antar pelajar, gaya hidup konsumerisme
dll.
“ Berdasarkan data, perkembangan pendidikan di Indonesia masih tertinggal
bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Menurut Education
For All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO setiap tahun,
dari 117 negara, education development index (EDI) Indonesia berada di posisi
69, sementara Malaysia di posisi 65 dan Brunei 34. “
“Perkelahian,
atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan
bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke
kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada
remaja.
Di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering
terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992
tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus
dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban
meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus
yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban
meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah
perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari
terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus.”
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar