Jumat, 12 Oktober 2012

Menuju Indonesia Maju 2020 bagian pertama


Menuju Indonesia Maju 2020

Bagian Pertama
Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini

Tulisan ini merupakan serial bersambung yang akan membahas tentang proyeksi indonesia dalam sepuluh tahunan mendatang yang saat itu di perkirakan indonesia menjadi sebuah negara maju. Dan peran serta kita untuk ikut menyukseskan pembangunan dan menjadi bagian dari kemajuan tersebut.
Pada bagian pertama akan di uraikan tentang kondisi perekonomian indonesia saat ini beserta permasalahan yang terjadi. Serta kondisi sumber daya manusia indonesia terutama, kami para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.

Berdasarkan berita yang termuat dalam media-media nasional bahkan menjadi sorotan dunia internasional, perekonomian indonesia  tumbuh sekitar 6,2 % terbesar kedua diasia disaat kondisi global yang sedang lesu bahkan krisis ekonomi dieropa belum selesai.
"Ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1 - 6,5 persen dengan kecenderungan di tengah 6,3 persen. Sementara 2013 antara 6,3 - 6,7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, di Jakarta,   
            Hali ini yang menjadikan indonesia semakin diminati asing untuk menanamkan investasinya.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan optimisme investor global terhadap prospek tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat. Peningkatan tersebut ditandai oleh derasnya arus modal masuk ke Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah tercatat berada diperingkat kedua tertinggi di Asia setelah China. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu keyakinan investor global berinvestasi di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Persepsi investor global terhadap aset portofolio Indonesia makin positif," ungkap Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (12/10/2012).

Perry menyebutkan, di saham misalnya, dengan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen pada triwulan ketiga dan merupakan pertumbuhan tertinggi nomor dua di Asia, perolehan laba perusahaan-perusahaan publik kita masih rata-rata di atas 20 persen.

"Ini membuat price to earning ratio (PER) kita tetap menarik," tutur Perry.

Optimisme investor global itu, menurut Perry, tercermin dari semakin derasnya arus modal masuk terlihat dari investasi asing langsung yang naik menjadi USD5,3 miliar pada kuartal ketiga tahun ini dari USD3,7 miliar pada kuartal sebelumnya.

"Arus modal yang deras masuk, naik menjadi USD5,3 miliar di kuartal ketiga, dari sebelumnya hanya USD3,7 miliar," tukas Perry. (ade)”
            Namun untuk menjadi sebuah negara maju diperlukan kerja yang lebih keras karena saat ini persentase pengusaha lokal indonesia masih jauh untuk mencapai tujuan tersebut.
“Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menuturkan, persentase jumlah pengusaha saat ini baru 1,56 persen dari total penduduk Indonesia. "Menurut teori, suatu negara dapat maju kalau minimal punya entrepreuner dua persen," katanya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 8 Juni 2012. “
            Selain itu banyak PR yang harus diselesaikan berkaitan dengan para pemuda terutama pelajar yang nantinya akan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Dari masalah kualitas pendidikan, tawuran antar pelajar, gaya hidup konsumerisme dll.
Berdasarkan data, perkembangan pendidikan di Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO setiap tahun, dari 117 negara, education development index (EDI) Indonesia berada di posisi 69, sementara Malaysia di posisi 65 dan Brunei 34. “
“Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus.”

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar