Rabu, 13 Juni 2012

Tugas IBD Bab8


ILMU BUDAYA DASAR

BAB VIII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP














NAMA : PUJIATNO
NPM : 15111603
KELAS : 1KA40

SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
KAMPUS J






BAB VIII MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP



A.   PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup merupakan suatu pendapat atau pertimbangan yang dijadikan sebagai perdoman, arah dan petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia dan dapat berubah-ubah sesuai dengan pengalaman hidup yang dijalaninya. Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang berbeda-beda bergantung dari luas pemikirannya, kapasitas intelektualnya, tingkat pendidikan, lingkungan yang mempengaruhi dan sebagainya. .
Ada beragam jenis pandangan hidup yang jika dibedakan berdasarkan asalnya maka ada 3 jenis:
1.     Pandangan hidup yang berasal dari agama.
Dalam sebuah keluarga, orang tua sangat menentukan agama anak-anaknya. Karena sejak kecil
anak-anak tersebut sudah terbiasa dengan perilaku orang tuanya beribadah dan diajari tentang agamanya. Hal inilah yang menjadikan pandangan hidup seseorang berdasarkan agama terbentuk secara alami semenjak kecil. Bergantung tingkat pemahaman terhadap agama maka pandangan hidupnya pun berbeda-beda. Ada yang sangat religius, biasa-biasa saja bahkan ada yang sekedar ikut-ikutan atau kurang memahami ajaran agamanya.
2.     Pandangan hidup yang berupa ideologi
Kebudayaan dan norma atau adat istiadat dilingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi pandangan hidupnya. Pandangan hidup seseorang yang tinggal dipinggir pantai atau para nelayan tentu berbeda dengan yang tinggal didaerah pegunungan atau petani. Kaum nelayan cenderung bersifat lebih keras karena lingkungannya memang penuh dengan tantangan. Sedangkan kaum petani cenderung lebih sabar karena kebiasaannya bercocok tanam yang memerlukan kesabaran. Dalam tataran negara hal ini juga berpengaruh misalnya antara negara agraris dan negara industri tentu berbeda pandangan hidupnya.
3.     Pandangan hidup hasil renungan.
Akal yang diberikan Allah, membuat manusia senantiasa berfikir dan merenung akan hakikat keberadaannya. Perenungan ini membawanya pada suatu kesimpulan-kesimpulan yang menjadi pandangan hidupnya. Sifat manusia yang selalu berubah-ubah menyebabkan pandangan hidupnya bersifat relatif karena akan selalu berubah ketika menemukan sesuatu yang baru.

B.   CITA-CITA
Cita-cita merupakan keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita ini ingin diraih pada masa mendatang. Sehingga bisa dikatakan bahwa cita-cita merupakan pandangan hidup yang akan datang. Cita-cita merupakan sesuatu yang tak terbatas sebagaimana akal seseorang maka sejauh itu pula ia bisa bercita-cita. Cita-cita sifatnya tidak tetap, terkadang ia bercita-cita ini kadang bisa berubah itu. Karena ketika terbentur oleh kondisi yang belum memungkinkan atau sesuatu yang lebih menarik bisa saja dia merubah cita-citanya.
Angan-angan merupakan cita-cita yang tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi. Ataupun persyaratan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggapai cita-citanya belum ada. Yang perlu dihindari adalah angan-angan kosong yang menipu manusia. Misalnya dia bercita-cita menjadi kaya raya tapi tanpa usaha yang nyata. Berharap langit menurunkan emas atau bumi mengeluarkan permata sedang ia asyik terlelap dalam tidurnya.
Ada bermacam faktor yang memungkinkan manusia menggapai cita-citanya. Diantaranya adalah faktor manusia, kondisi yang dihadapi serta cita-cita yang hendak dicapai.
Manusia merupakan faktor utama selain ketentuan Allah berupa takdir yang sangat diperlukan untuk menggapai cita-citanya. Kemauan yang keras, ulet, sabar adalah kunci untuk mencapai cita-citanya. Namun banyak juga anak muda yang sekedar bercita-cita tanpa ada kemauan untuk merealisaskannya. Sehingga apa yang dipikirkan hanyalah khayalan belaka. Di zaman yang serba instan dan cepat ini banyak yang memilih jalan pintas untuk mencapai cita-citanya. Kasus pemalsuan ijazah, penipuan dalam perdagangan dan lain-lain merupakan akaibat lemahnya motivasi untuk mencapai cita-citanya.
Faktor kondisi juga mempengaruhi tercapainya cita-cita. Seseorang yang lahir dari keluarga intelek, kaya juga orang tuanya gemar belajar tentu akan lebih mudah mencapai cita-citanya karena fasilitas atau kondisinya sangat mendukung. Namun tak jarang dari kekurangan yang ada menjadikan pemacu semangat untuk terus mencapai cita-citanya. Merekalah manusia-manusia yang tangguh sepenuhnya, pejuang sejati, pahlawan bagi masyarakatnya karena kelemahan yang ada tidak menjadikan mereka menyerah atau putus asa seperti kebanyakan manusia. Kisah-kisah mereka bisa kita baca lewat novel laskar pelangi, Mayan, Totto chan dan sebagainya.

C.   KEBAJIKAN
Kebajikan merupakan suatu perbuatan atau tingkah laku yang mendatangkan kebaikan baik bagi dirinya maupun orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain. Dengan kata lain banyaknya kebajikan yang kita buat menentukan tingkat atau derajat kebaikan kita.
Manusia merupakan makhluk sosial yang bermasyarakat, saling membutuhkan, tolong-menolong, saling menghargai. Sehingga pada dasarnya kebajikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Hati nurani manusia senantiasa membisikkan kebajikan dalam setiap perbuatannya. Namun terkadang karena kondisi atau lainnya, bisikan ini tertutup oleh nafsu untuk berbuat kejahatan. Yang pada hakekatnya kejahatan yang dilakukan kelak akan berakibat buruk juga bagi dirinya baik cepat atau lambat. Sebagaimana pepatah ”siapa yang menabur dia yang menuai”.
Ada banyak faktor yang menentukan tingkah laku setiap manusia. Diantaranya adalah faktor pembawaan (heriditas), faktor lingkungan (environment), dan faktor pengalaman. Masing-masing faktor tersebut saling berperan yang mendasari tingkah laku seseorang. Selain itu faktor lain yang menentukan adalah keimanan atau kedalaman agamanya. Meskipun ketiga faktor diatas lebih dominan untuk berbuat kejahatan namun jika ada sedikit iman dalam hatinya maka keimanan itu bisa menghalanginya dari niat tersebut. Karena ia menyadari meskipun orang lain tidak mengetahui kejahatan yang dilakukan namun Allah senantiasa mengawasi setiap tindak tanduknya.

D.   USAHA / PERJUANGAN
Setiap cita-cita, sekecil apapun itu pasti memerlukan usaha atau perjuangan untuk menggapainya. Bahkan usaha atau perjuangan itu sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Keberhasilan sangat erat kaitannya dengan usaha yang sungguh-sungguh. Jalan hidup menggariskan bahwa segala sesuatu harus diperoleh dengan usaha dan perjuangan yang tekun dan kerja keras.
Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan sendri-sendiri. Kerja keras bagi sebagian orang tentu berbeda dengan sebagian yang lain karena kemampuannya yang berbeda. Ada manusia yang dikaruniai kecerdasan yang tinggi, ada juga yang dikaruniai kekuatan yang hebat. Masing-masing mereka tentu akan bekerja keras dengan caranya sendiri-sendiri. Yang punya kecerdasan akan bekerja keras mempergunakan otaknya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sedangkan yang punya kekuatan akan bekerja keras mempergunakan kekuatannya juga untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Contohnya petani dan ilmuwan, mereka sama-sama pekerja keras dibidangnya masing-masing.
Manusia yang bekerja keras akan lebih dihargai daripada orang yang malas dalam masyarakat. Pandangan seperti ini timbul karena kesadaran bahwa segala sesuatu memang harus diperoleh melalui kerja keras. Orang yang malas cenderung merugikan orang lain, karena untuk memenuhi kebutuhannya mereka akan berbuat apa saja yang penting tercapai tanpa mengindahkan norma-norma agama dan budaya dalam masyarakat. Karena itulah kerja keras juga berarti menaikkan harkat dan martabat manusia. Bangsa jepang dihargai didunia karena sifat warganya yang pekerja keras.
Semangat gotong royong yang merupakan ciri khas bangsa indonesia merupakan perwujudan nyata dari usaha nenek moyang kita untuk bekerja keras menjalani kehidupan. Selain itu rasa kebersamaan menumbuhkan rasa cinta kasih sehingga siap berbagi dengan yang lain karena kemampuan setiap manusia berbeda yang berarti berbeda pula tingkat ekonominya. Usaha atau kerja keras yang dilakukan terkadang masih belum bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya karena itulah perintah zakat harus dilaksanakan supaya ada rasa saling bebagi dalam kebersamaan.

E.   KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Di dunia ini kita kenal berbagai macam keyakinan atau kepercayaan akan keberadaan Tuhan pencipta alam semesta. Sejak zaman dahulu keyakinan ini terbentuk dan secara perlahan melakukan usaha-usaha untuk menemukan keberadaannya. Dari situlah terbentuk berbagai macam penyembahan yang ditujukan untuk Tuhan menurut keyakinan mereka. Pada dasarnya ada dua jenis bentuk penyembahan atau agama yang ada didunia berdasarkan asalnya. Yaitu agama samawi dan ardi.
Agama samawi atau agama langit merupakan sebuah kepercayaan atau agama yang mendasarkan ajaran-ajarannya pada wahyu yang diturunkan melalui malaikat kepada nabi-nabi ataupun rasul-rasul Allah. Disini kita mengenal agama yahudi, nasrani, dan islam yang masing-masing mempunyai kitab suci. Agama samawi meyakini atau mempercayai bahwa nabi-nabi merupakan utusan-utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan risalah ataupun perintah-perintah Allah bagi umat manusia. Dalam menjalankan tugasnya para nabi tersebut banyak mendapatkan rintangan dan hambatan dari manusia yang sombong dan menolak kenabiannya. Karena itulah mereka dibekali dengan mu’jizat untuk menunjukkan bahwa mereka memang benar-benar utusan Allah.
Agama ardhi atau agama bumi merupakan sebuah kepercayaan atau agama yang mendasarkan ajaran-ajarannya pada hasil pemikiran tokoh manusia yang mereka kagumi. Tokoh-tokoh ini merupakan orang-orang yang sangat alim dan bijaksana dalam kehidupannya sehingga banyak orang yang tertarik untuk mengikuti jalan hidupnya. Ketika mereka meninggal ajaran-ajaran tersebut tetap dilestarikan oleh pengikut-pengikutnya dan biasanya perkataan atau hasil karya tokoh-tokoh tersebut dijadikan kitab suci oleh mereka.
Di zaman modern ini dimana materialisme dan hedonisme sangat mendominasi muncul berbagai macam kepercayaan atau keyakinan. Ada yang menolak adanya tuhan atau disebut atheis karena mereka menganggap wujud tuhan itu tidak nyata sedangkan yang mereka yakini adalah apa yang bisa mereka lihat. Ada juga yang mengakui adanya tuhan namun tidak memeluk suatu agama apapun. Bahkan ada yang menyembah setan demi popularitas atau ketenaran yang hanya sementara.

F.   LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup yang akan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Pandangan hidup penting karena bisa dijadikan acuan dalam menghadapi problema kehidupan. Karena itu yang lebih penting lagi kita harus mempunyai langkah-langkah supaya mempunyai pandangan hidup yang terarah.
1.   Mengenal (ilmu)
Ayat yang pertama kali turun dalam Al-Qur’an berisi perintah untuk membaca. Membaca, melihat, mendengar merupakan sarana manusia untuk berinteraksi atau mengenal keberadaan Allah Sang pencipta alam semesta. Agama islam merupakan agama samawi yang melandaskan ajarannya pada kitab suci Al-Quran serta hadits nabi. Karena itu mengenal agama islam sebagai pandangan hidup bisa dilakukan dengan menghadiri kajian islam atau berguru pada ulama yang shalih, banyak membaca Al-Qur’an dan juga buku-buku tentang keislaman, atau menghadiri pengajian yang sering diadakan di masjix-masjid. Dari proses mengenal inilah kita akan memahami apa sebenarnya islam itu, apa yang diajarkan dan apa yang dicita-citakan oleh islam. Sehingga pandangan hidup yang akan kita gunakan sebagai pedoman dan petunjuk arah hidup sudah benar-benar sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.
2.   Mengerti dan Memahami
Setelah kita mengenal pandangan hidup kita maka kita diharuskan untuk mengerti dan memahami secara utuh pandangan hidup tersebut. Supaya tidak ada keraguan atau syak wasangka yang menjadikan kita ragu, bimbang atau bingung dalam menentukan arah. Proses mengerti dan memahami tidak bisa terjadi secara spontan melainkan harus bertahap. Karena pada dasarnya hati nurani itu senantiasa mengajak pada kebaikan sama halnya dengan ajaran agama maka proses memahami ini akan berjalan dengan baik jika kita membersihkan hati terlebih dahulu dari rasa sombong, ujub, tamak, rakus, dll yang akan menutup mata hati. Selain itu seluruh ajaran islam juga tidak ada yang bertentangan dengan akal sehat yang tentunya akan mempermudah proses mengerti dan memahami pandangan hidup yang kita pilih.
3.   Menjalankan (Amal)
Kaidah fikih menjelaskan bahwa ilmu lebih dahulu dari amal atau sebuah amal harus dilandasi oleh ilmu. Amal merupakan akibat dari ilmu. Ilmu tanpa amal ibarat pohon buah yang tidak berbuah sedangkan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Pandangan hidup yang telah kita kenal dan kita pahami perlu kita laksanakan dalam alam nyata karena ilmu yang telah kita serap harus bisa berdaya guna dalam menjalani hidup dan menghadapi tantangannya. Begitupun ketika pandangan hidup kita berbenturan dengan pandangan hidup orang lain. Harus ada filter supaya hal buruk dari pandangan hidup yang lain tidak masuk dan bertoleransi dalam hal-hal yang disepakati. Seseorang yang punya pandangan hidup yang kuat cenderung akan stabil emosinya serta lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Karena segala perbuatannya merupakan hasil dari pemikiran yang mendalam akan sebab dan akibatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar