ILMU BUDAYA DASAR
BAB VIII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
NAMA : PUJIATNO
NPM : 15111603
KELAS : 1KA40
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
KAMPUS J
BAB VIII MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup merupakan suatu pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan sebagai perdoman, arah dan petunjuk hidup didunia. Pendapat
atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia dan dapat berubah-ubah
sesuai dengan pengalaman hidup yang dijalaninya. Setiap manusia mempunyai
pandangan hidup yang berbeda-beda bergantung dari luas pemikirannya, kapasitas
intelektualnya, tingkat pendidikan, lingkungan yang mempengaruhi dan
sebagainya. .
Ada beragam jenis pandangan hidup yang jika
dibedakan berdasarkan asalnya maka ada 3 jenis:
1.
Pandangan hidup yang berasal dari agama.
Dalam sebuah keluarga, orang tua sangat menentukan agama
anak-anaknya. Karena sejak kecil
anak-anak tersebut sudah terbiasa dengan perilaku
orang tuanya beribadah dan diajari tentang agamanya. Hal inilah yang menjadikan
pandangan hidup seseorang berdasarkan agama terbentuk secara alami semenjak
kecil. Bergantung tingkat pemahaman terhadap agama maka pandangan hidupnya pun
berbeda-beda. Ada yang sangat religius, biasa-biasa saja bahkan ada yang
sekedar ikut-ikutan atau kurang memahami ajaran agamanya.
2.
Pandangan hidup yang berupa ideologi
Kebudayaan dan norma atau adat istiadat dilingkungan
tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi pandangan hidupnya. Pandangan hidup
seseorang yang tinggal dipinggir pantai atau para nelayan tentu berbeda dengan
yang tinggal didaerah pegunungan atau petani. Kaum nelayan cenderung bersifat
lebih keras karena lingkungannya memang penuh dengan tantangan. Sedangkan kaum
petani cenderung lebih sabar karena kebiasaannya bercocok tanam yang memerlukan
kesabaran. Dalam tataran negara hal ini juga berpengaruh misalnya antara negara
agraris dan negara industri tentu berbeda pandangan hidupnya.
3.
Pandangan hidup hasil renungan.
Akal yang diberikan Allah, membuat manusia senantiasa
berfikir dan merenung akan hakikat keberadaannya. Perenungan ini membawanya
pada suatu kesimpulan-kesimpulan yang menjadi pandangan hidupnya. Sifat manusia
yang selalu berubah-ubah menyebabkan pandangan hidupnya bersifat relatif karena
akan selalu berubah ketika menemukan sesuatu yang baru.
B. CITA-CITA
Cita-cita merupakan keinginan, harapan, tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Cita-cita ini ingin diraih pada masa mendatang. Sehingga
bisa dikatakan bahwa cita-cita merupakan pandangan hidup yang akan datang. Cita-cita
merupakan sesuatu yang tak terbatas sebagaimana akal seseorang maka sejauh itu
pula ia bisa bercita-cita. Cita-cita sifatnya tidak tetap, terkadang ia
bercita-cita ini kadang bisa berubah itu. Karena ketika terbentur oleh kondisi
yang belum memungkinkan atau sesuatu yang lebih menarik bisa saja dia merubah
cita-citanya.
Angan-angan merupakan cita-cita yang tidak mungkin
atau belum mungkin terpenuhi. Ataupun persyaratan atau kemampuan yang
diperlukan untuk menggapai cita-citanya belum ada. Yang perlu dihindari adalah
angan-angan kosong yang menipu manusia. Misalnya dia bercita-cita menjadi kaya
raya tapi tanpa usaha yang nyata. Berharap langit menurunkan emas atau bumi
mengeluarkan permata sedang ia asyik terlelap dalam tidurnya.
Ada bermacam faktor yang memungkinkan manusia
menggapai cita-citanya. Diantaranya adalah faktor manusia, kondisi yang
dihadapi serta cita-cita yang hendak dicapai.
Manusia merupakan faktor utama selain ketentuan
Allah berupa takdir yang sangat diperlukan untuk menggapai cita-citanya. Kemauan
yang keras, ulet, sabar adalah kunci untuk mencapai cita-citanya. Namun banyak
juga anak muda yang sekedar bercita-cita tanpa ada kemauan untuk
merealisaskannya. Sehingga apa yang dipikirkan hanyalah khayalan belaka. Di
zaman yang serba instan dan cepat ini banyak yang memilih jalan pintas untuk
mencapai cita-citanya. Kasus pemalsuan ijazah, penipuan dalam perdagangan dan
lain-lain merupakan akaibat lemahnya motivasi untuk mencapai cita-citanya.
Faktor kondisi juga
mempengaruhi tercapainya cita-cita. Seseorang yang lahir dari keluarga intelek,
kaya juga orang tuanya gemar belajar tentu akan lebih mudah mencapai
cita-citanya karena fasilitas atau kondisinya sangat mendukung. Namun tak
jarang dari kekurangan yang ada menjadikan pemacu semangat untuk terus mencapai
cita-citanya. Merekalah manusia-manusia yang tangguh sepenuhnya, pejuang
sejati, pahlawan bagi masyarakatnya karena kelemahan yang ada tidak menjadikan
mereka menyerah atau putus asa seperti kebanyakan manusia. Kisah-kisah mereka
bisa kita baca lewat novel laskar pelangi, Mayan, Totto chan dan sebagainya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan merupakan suatu perbuatan atau tingkah
laku yang mendatangkan kebaikan baik bagi dirinya maupun orang lain. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak
memberi manfaat bagi orang lain. Dengan kata lain banyaknya kebajikan yang kita
buat menentukan tingkat atau derajat kebaikan kita.
Manusia merupakan makhluk sosial yang
bermasyarakat, saling membutuhkan, tolong-menolong, saling menghargai. Sehingga
pada dasarnya kebajikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur.
Hati nurani manusia senantiasa membisikkan
kebajikan dalam setiap perbuatannya. Namun terkadang karena kondisi atau
lainnya, bisikan ini tertutup oleh nafsu untuk berbuat kejahatan. Yang pada
hakekatnya kejahatan yang dilakukan kelak akan berakibat buruk juga bagi
dirinya baik cepat atau lambat. Sebagaimana pepatah ”siapa yang menabur dia
yang menuai”.
Ada banyak faktor yang menentukan tingkah laku
setiap manusia. Diantaranya adalah faktor pembawaan (heriditas), faktor
lingkungan (environment), dan faktor pengalaman. Masing-masing faktor tersebut
saling berperan yang mendasari tingkah laku seseorang. Selain itu faktor lain yang
menentukan adalah keimanan atau kedalaman agamanya. Meskipun ketiga faktor
diatas lebih dominan untuk berbuat kejahatan namun jika ada sedikit iman dalam
hatinya maka keimanan itu bisa menghalanginya dari niat tersebut. Karena ia
menyadari meskipun orang lain tidak mengetahui kejahatan yang dilakukan namun
Allah senantiasa mengawasi setiap tindak tanduknya.
D. USAHA / PERJUANGAN
Setiap cita-cita, sekecil apapun itu pasti
memerlukan usaha atau perjuangan untuk menggapainya. Bahkan usaha atau
perjuangan itu sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Keberhasilan
sangat erat kaitannya dengan usaha yang sungguh-sungguh. Jalan hidup
menggariskan bahwa segala sesuatu harus diperoleh dengan usaha dan perjuangan
yang tekun dan kerja keras.
Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan
sendri-sendiri. Kerja keras bagi sebagian orang tentu berbeda dengan sebagian
yang lain karena kemampuannya yang berbeda. Ada manusia yang dikaruniai
kecerdasan yang tinggi, ada juga yang dikaruniai kekuatan yang hebat. Masing-masing
mereka tentu akan bekerja keras dengan caranya sendiri-sendiri. Yang punya
kecerdasan akan bekerja keras mempergunakan otaknya menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Sedangkan yang punya kekuatan akan bekerja keras mempergunakan kekuatannya
juga untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Contohnya petani dan ilmuwan,
mereka sama-sama pekerja keras dibidangnya masing-masing.
Manusia yang bekerja keras akan lebih dihargai
daripada orang yang malas dalam masyarakat. Pandangan seperti ini timbul karena
kesadaran bahwa segala sesuatu memang harus diperoleh melalui kerja keras. Orang
yang malas cenderung merugikan orang lain, karena untuk memenuhi kebutuhannya
mereka akan berbuat apa saja yang penting tercapai tanpa mengindahkan
norma-norma agama dan budaya dalam masyarakat. Karena itulah kerja keras juga
berarti menaikkan harkat dan martabat manusia. Bangsa jepang dihargai didunia karena
sifat warganya yang pekerja keras.
Semangat gotong royong yang merupakan ciri khas
bangsa indonesia merupakan perwujudan nyata dari usaha nenek moyang kita untuk
bekerja keras menjalani kehidupan. Selain itu rasa kebersamaan menumbuhkan rasa
cinta kasih sehingga siap berbagi dengan yang lain karena kemampuan setiap
manusia berbeda yang berarti berbeda pula tingkat ekonominya. Usaha atau kerja
keras yang dilakukan terkadang masih belum bisa memenuhi semua kebutuhan
hidupnya karena itulah perintah zakat harus dilaksanakan supaya ada rasa saling
bebagi dalam kebersamaan.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Di dunia ini kita kenal berbagai macam keyakinan
atau kepercayaan akan keberadaan Tuhan pencipta alam semesta. Sejak zaman
dahulu keyakinan ini terbentuk dan secara perlahan melakukan usaha-usaha untuk
menemukan keberadaannya. Dari situlah terbentuk berbagai macam penyembahan yang
ditujukan untuk Tuhan menurut keyakinan mereka. Pada dasarnya ada dua jenis
bentuk penyembahan atau agama yang ada didunia berdasarkan asalnya. Yaitu agama
samawi dan ardi.
Agama samawi atau agama langit merupakan sebuah
kepercayaan atau agama yang mendasarkan ajaran-ajarannya pada wahyu yang
diturunkan melalui malaikat kepada nabi-nabi ataupun rasul-rasul Allah. Disini
kita mengenal agama yahudi, nasrani, dan islam yang masing-masing mempunyai
kitab suci. Agama samawi meyakini atau mempercayai bahwa nabi-nabi merupakan
utusan-utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan risalah ataupun
perintah-perintah Allah bagi umat manusia. Dalam menjalankan tugasnya para nabi
tersebut banyak mendapatkan rintangan dan hambatan dari manusia yang sombong dan
menolak kenabiannya. Karena itulah mereka dibekali dengan mu’jizat untuk
menunjukkan bahwa mereka memang benar-benar utusan Allah.
Agama ardhi atau agama bumi merupakan sebuah
kepercayaan atau agama yang mendasarkan ajaran-ajarannya pada hasil pemikiran
tokoh manusia yang mereka kagumi. Tokoh-tokoh ini merupakan orang-orang yang
sangat alim dan bijaksana dalam kehidupannya sehingga banyak orang yang
tertarik untuk mengikuti jalan hidupnya. Ketika mereka meninggal ajaran-ajaran
tersebut tetap dilestarikan oleh pengikut-pengikutnya dan biasanya perkataan
atau hasil karya tokoh-tokoh tersebut dijadikan kitab suci oleh mereka.
Di zaman modern ini dimana materialisme dan
hedonisme sangat mendominasi muncul berbagai macam kepercayaan atau keyakinan. Ada
yang menolak adanya tuhan atau disebut atheis karena mereka menganggap wujud
tuhan itu tidak nyata sedangkan yang mereka yakini adalah apa yang bisa mereka
lihat. Ada juga yang mengakui adanya tuhan namun tidak memeluk suatu agama
apapun. Bahkan ada yang menyembah setan demi popularitas atau ketenaran yang
hanya sementara.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup yang
akan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Pandangan hidup penting
karena bisa dijadikan acuan dalam menghadapi problema kehidupan. Karena itu
yang lebih penting lagi kita harus mempunyai langkah-langkah supaya mempunyai
pandangan hidup yang terarah.
1. Mengenal (ilmu)
Ayat yang pertama kali turun dalam Al-Qur’an berisi
perintah untuk membaca. Membaca, melihat, mendengar merupakan sarana manusia
untuk berinteraksi atau mengenal keberadaan Allah Sang pencipta alam semesta. Agama
islam merupakan agama samawi yang melandaskan ajarannya pada kitab suci
Al-Quran serta hadits nabi. Karena itu mengenal agama islam sebagai pandangan
hidup bisa dilakukan dengan menghadiri kajian islam atau berguru pada ulama
yang shalih, banyak membaca Al-Qur’an dan juga buku-buku tentang keislaman,
atau menghadiri pengajian yang sering diadakan di masjix-masjid. Dari proses
mengenal inilah kita akan memahami apa sebenarnya islam itu, apa yang diajarkan
dan apa yang dicita-citakan oleh islam. Sehingga pandangan hidup yang akan kita
gunakan sebagai pedoman dan petunjuk arah hidup sudah benar-benar sesuai dengan
apa yang Allah kehendaki.
2. Mengerti dan Memahami
Setelah kita mengenal pandangan hidup kita maka
kita diharuskan untuk mengerti dan memahami secara utuh pandangan hidup
tersebut. Supaya tidak ada keraguan atau syak wasangka yang menjadikan kita
ragu, bimbang atau bingung dalam menentukan arah. Proses mengerti dan memahami
tidak bisa terjadi secara spontan melainkan harus bertahap. Karena pada
dasarnya hati nurani itu senantiasa mengajak pada kebaikan sama halnya dengan
ajaran agama maka proses memahami ini akan berjalan dengan baik jika kita
membersihkan hati terlebih dahulu dari rasa sombong, ujub, tamak, rakus, dll
yang akan menutup mata hati. Selain itu seluruh ajaran islam juga tidak ada
yang bertentangan dengan akal sehat yang tentunya akan mempermudah proses mengerti
dan memahami pandangan hidup yang kita pilih.
3. Menjalankan (Amal)
Kaidah fikih menjelaskan bahwa ilmu lebih dahulu
dari amal atau sebuah amal harus dilandasi oleh ilmu. Amal merupakan akibat
dari ilmu. Ilmu tanpa amal ibarat pohon buah yang tidak berbuah sedangkan amal
tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Pandangan hidup yang telah kita kenal dan kita
pahami perlu kita laksanakan dalam alam nyata karena ilmu yang telah kita serap
harus bisa berdaya guna dalam menjalani hidup dan menghadapi tantangannya. Begitupun
ketika pandangan hidup kita berbenturan dengan pandangan hidup orang lain. Harus
ada filter supaya hal buruk dari pandangan hidup yang lain tidak masuk dan
bertoleransi dalam hal-hal yang disepakati. Seseorang yang punya pandangan
hidup yang kuat cenderung akan stabil emosinya serta lebih bijaksana dalam
mengambil keputusan. Karena segala perbuatannya merupakan hasil dari pemikiran
yang mendalam akan sebab dan akibatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar