ILMU BUDAYA DASAR
BAB VI
MANUSIA DAN PENDERITAAN
NAMA : PUJIATNO
NPM : 15111603
KELAS : 1KA40
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
KAMPUS J
BAB VI MANUSIA DAN
PENDERITAAN
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan adalah keadaan ketika
seseorang menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang
terjadi dari lahir atau batin atau kedua-duanya lahir dan batin. Penderitaan
merupakan sunatullah atau ketetapan Allah yang dialami manusia sebagai jalan
untuk menguji kadar keimanannya juga sebagai penebus dosa-dosa yang
diperbuatnya. Namun tingkat penerimaan seorang manusia terhadap penderitaan
berbeda-beda.
Seseorang yang jiwanya ikhlas maka
ia akan menyadari bahwa penderitaan dan pengorbanan adalah sesuatu yang pasti
untuk mencapai surga yang abadi sehingga dengan mudah ia bisa mengatasi
penderitaan tersebut. Orang-orang yang ikhlas meskipun dimata manusia dia
kelihatan menderita namun sesungguhnya ia adalah orang yang paling berbahagia
karena keikhlasan itu yang menyadarkannya bahwa segala sesuatu sudah ditentukan
oleh Allah dan kesengsaraannya justru membuatnya semakin dekat dengan Allah. Berbeda
dengan orang yang tamak, meskipun ia dikaruniai harta yang cukup, badan yang
sehat, istri dan anak-anak yang lengkap. Ia akan tetap merasakan penderitaan
hanya karena melihat tetangganya mempunyai sesuatu yang lebih darinya. Ia akan
terus mempertanyakan mengapa ia tidak seperti orang lain yang dimatanya
terlihat lebih beruntung dan perasaan itulah yang akan terus menyiksanya
meskipun ia mendapat sesuatu yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Karena
itulah kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati (qonaah) yaitu merasa
cukup dengan apa yang Allah karuniakan kepadanya.
Manusia cenderung lebih tahan ketika
penderitaan itu mengenai fisik mereka dibanding psikis. Seperti kata sebuah
lagu ”lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”. Kita sering mendengar tentang
kehebatan seorang penderita penyakit yang berjuang melawan penyakitnya. Mereka
tidak putus asa, bahkan menjadikan penderitaannya sebagai sumber inspirasi
untuk bekarya. Namun kita juga sering mendengar berita seseorang yang bunuh
diri hanya karena cinta ditolak, putus cinta atau sakit hati atau juga karena
tidak kuat menanggung beban hidup.
B. SIKSAAN
Penderitaan terkadang timbul karena adanya siksaan
baik berupa badan atau jasmani bisa juga berbentuk siksaan jiwa atau rohani.
Tidak selalu kata-kata siksaan itu berkonotasi
jelek. Ancaman siksaan terkadang lebih efektif untuk mencegah manusia dari
perbuatan keji dan mungkar. Seperti yang sering ditegaskan dalam Al-Quran bahwa
pelaku maksiat akan disiksa dengan azab yang pedih baik didunia maupun
diakhirat nanti. Dengan begitu seseorang akan berpikir banyak kali untuk
berbuat maksiat dan kejahatan yang mengganggu masyarakat lain. Syariat islam
juga menekankan pelaksanaan hukuman yang keras bagi pelaku kejahatan dan
maksiat. Seperti hukum hudud, rajam, cambuk yang kesemuanya pasti akan membuat
efek jera bagi pelaku dan juga masyarakat tidak akan berani untuk melakukannya.
Dengan itulah hukum ditegakkan sehingga pada akhirnya akan membawa kedamaian
dalam masyarakat.
Dizaman sekarang ini banyak sekali kita lihat dan
kita dengar tentang siksaan seolah-olah pemandangan yang biasa dalam kehidupan
sehari-hari. Bentuknyapun semakin beragam dari pembunuhan, pemerkosaan,
perampokan, pelecehan seksual, penganiayaan, premanisme bahkan sampai kejahatan
lewat internet. Siksaan-siksaan tersebut menimbulkan kebimbangan, kesepian dan
ketakutan bagi korban.
Kebimbangan terjadi ketika seseorang tidak dapat
menentukan pilihan mana yang akan diambil, orang mana yang akan dipercaya dan
sebagainya. Hal ini sering kita dengar ketika pelaku suatu kejahatan adalah
kerabat atau bahkan keluarga korban itu sendiri. Kebimbangan akan muncul dalam
diri korban apakah ia akan memendam siksaan yang terjadi atau membongkarnya
dengan menanggung aib apalagi kepercayaan pada orang-orang yang ia anggap dekat
sudah hilang. Dalam sebagian kasus hal ini bisa menimbulkan stres yang
berkepanjangan hingga membawa pada kegilaan.
Kesepian merupakan wujud siksaan yang dialami oleh
seseorang yang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya meskipun
ia dilingkungan yang ramai. Kesepian merupakan penderitaan batin yang bisa
memicu berbagai macam siksaan yang lain seperi pesimis, halusinasi bahkan
kondisi fisikpun terganggu.
Ketakutan juga merupakan salah satu wujud siksaan
batin. Phobia merupakan rasa takut yang berlebih-lebihan. Manusia cenderung
mempunyai satu atau lebih phobia yang ringan. Phobia ini terkadang hal-hal yang
orang lain anggap biasa. Seperti seorang anak laki-laki yang kuat dan sifatnya
keras ternyata takut pada ulat bulu. Seperti juga kesepian, ketakutan juga
dapat timbul meskipun lingkungannya ramai.
C. KEKALUTAN MENTAL
Dalam ilmu psikologi penderitaan batin disebut
sebagai kekalutan mental yaitu gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seeorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
kurang wajar.
Gejala-gejala kekalutan mental bisa nampak dari
jasmani seperti pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung maupun
kejiwaannya seperti rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan
mudah marah. Bila hal ini terjadi maka secepatnya harus ditanggulangi karena
seperti halnya penyakit semakin lama ia akan semakin akut atau parah. Pada
beberapa kasus bisa menyebabkan kegilaan bahkan yang lebih parah lagi bunuh
diri.
Sebab- sebab
kekalutan mental ada bermacam-macam antara lain:
a. Iman yang lemah
sehingga tidak kuat ketika harus menghadapi cobaan hidup yang berat meskipun
pada hakekatnya tidaklah cobaan itu diberikan melainkan sesuai kemampuan
seseorang.
b. Kepribadian yang
leman akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
c. Terjadinya konflik
sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada
dalam masyarakat.
d. Cara pematangan
batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan
sosial.
Pada sebagian orang kekalutan
mental mendorongnya menjadi lebih dewasa dan berfikir positif tentang hikmah
dibalik setiap kejadian. Sehingga dia cenderung menjadi lebih kuat dan lebih
ikhlas dalam menyikapi setiap kondisi. Sebagian orang lagi cenderung bersikap
negatif ketika dihadapkan dengan trauma yang dialaminya sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkannya.
Bentuk frustasi ada
bermacam-macam diantaranya:
1.
kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak
terkendali.
2.
regresi atau kembali pada pola reaksi yang primitif
atau kekanak-kanakan.
3.
fiksasi atau peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap)
4.
proyeksi atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif
pada orang lain.
5.
identifikasi atau menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya.
6.
narsisme yaitu cinta pada diri sendiri yang berlebihan.
7.
autisme yaitu gejala menutup diri secara total dari dunia riil.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Merupakan sunatullah bahwa setiap manusia pasti
diberi cobaan. Karena itulah manusia harus berusaha harus tetap optimis dalam
mengatasi kesulitan hidup. Sebagaimana firman Allah bahwa Allah tidak akan
merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha untuk berubah.
Jika dimaknai positif maka penderitaan akan membuat
manusia menjadi besar dan berjiwa bijak. Begitu banyak pemimpin yang berhasil
memerdekakan rakyatnya setelah melalui berbagai macam penderitaan. Bahkan dalam
penderitaan itu mereka terus berusaha dan menghasilkan karya yang luar biasa.
Pembebasan dari penderitaan merupakan cara
manusia untuk meneruskan kelangsungan hidup. Karena pada umumnya kelalaian
manusialah yang menjadi sumber malapetaka yang mengakibatkan penderitaan. Bahkan
kelalaian satu orang bisa menyebabkan penderitaan pada orang lain. Misalnya
kelalaian mengemudi yang menyebabkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan
banyak orang terluka bahkan meninggal.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Kemajuan perkembangan teknologi yang sangat pesat
disisi lain bisa menyebabkan manusia lebih dekat pada penderitaan. Zaman dahulu
dimana manusia hidup sederhana berdampingan dengan alam, tidak rakus pada dunia
dan mengambil manfaat dari alam sekitar secukupnya dan bijaksana. Mereka bisa bersinergi
dengan alam dalam menciptakan kehidupan yang harmonis. Sehingga penderitaan
yang mereka alami tidak sekomplek sekarang ini. Sering kita lihat dan dengar
dimedia massa tentang berbagai macam persoalan hidup. Kemacetan yang semakin
parah, ancaman banjir, pencemaran udara, air, lingkungan, bahaya kejahatan yang
semakin beragam dan banyak lainnya. Di tataran internasional kita mendengar
adanya bahaya perang nuklir, senjata kimia, rudal antar benua yang jika sampai
terjadi akan menyebabkan penderitaan dalam jumlah yang tak terbayangkan.
Kondisi diatas membuat seniman yang peka akan
lingkungan sekitar mengkomunikasikannya melalui media seni. Supaya manusia bisa
memahami, menghayati dan pada akhirnya berusaha untuk mencegah penderitaan
supaya tidak terjadi. Seni itu bisa berupa lagu, film, lukisan dan media
lainnya.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Penderitaan pada hakikatnya merupakan fitrah
manusia yang diberikan Allah untuk menguji sejauh mana ketakwaan serta
kesabarannya. Sehingga dari penderitaan itu akan muncul manusia-manusia yang
tangguh, sabar dan bijaksana dalam tindakan-tindakannya.
Penderitaan timbul karena perbuatan buruk sebagian
manusia. Perbuatan buruk itu bisa dilakukan pada sesama manusia seperti
perampokan, pembunuhan, menzhalimi hak orang lain, penganiayaan, pemerasan,
dll. Bisa juga pada alam sekitar seperti pemanfaatan sumber daya alam secara
bebas dengan tidak mengindahkan lingkungan, rakus dalam mengambil hasil hutan,
penebangan pohon tanpa adanya perencanaan, dan sebagainya. Tindakan tersebut
pada akhirnya menyebabkan penderitaan bukan hanya diri sendiri namun juga orang
lain yang terkadang bahkan tidak melakukannya.
Perbuatan buruk itu juga bisa menyebabkan murka dan
azab Allah karena penduduknya berbuat sewenang-wenang. Seperti yang terjadi
pada masa firaun, kaum sodom, kaum nabi nuh dan masih banyak yang lain. Azab
itu dimaksudkan supaya menjadi contoh jangan sampai terulang lagi dimasa
sekarang ini dan menjadi pelajaran bagi kaum yang beriman.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Penderitaan menyebabkan setiap manusia harus
berfikir mengapa penderitaan tersebut terjadi sehingga membawa dampak
psikologis dalam bersikap baik positif maupun sikap negatif. Sikap itulah yang
akan membedakan manusia yang benar-benar beriman ataukan manusia yang ingkar
pada Allah. Putus asa, kecewa, ingin bunuh diri, menyalahkan takdir Allah
merupakan bentuk sikap yang pada dasarnya dia tidak bisa menerima penderitaan
itu dan tidak punya kemampuan untuk menghadapinya. Akan tetapi manusia yang
benar-benar beriman akan menjadikan penderitaan tersebut sebagai ujian yang
harus dihadapi dan diterima sebagai sebuah cobaan hidup. Mereka tidak menjadikan
penderitaan tersebut sebagai alasan untuk malas, tidak bergairah untuk
melanjutkan hidup dan berprestasi. Namun penderitaan tersebut menjadi bahan
bakar penyemangat dalam meraih prestasi.
Sikap positif untuk berjuang melawan penderitaan
banyak diekspresikan oleh para seniman dalam berbagai media seni. Sehingga
menimbulkan suatu semangat baru bagi pembaca maupun penonton untuk tidak mau
kalah dalam berjuang mengatasi segala penderitaan dan melanjutkan kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar