Rabu, 13 Juni 2012

Tugas IBD Bab6


ILMU BUDAYA DASAR

BAB VI
MANUSIA DAN PENDERITAAN



 


  



NAMA : PUJIATNO
NPM : 15111603
KELAS : 1KA40

SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
KAMPUS J







BAB VI MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.   PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan adalah keadaan ketika seseorang menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang terjadi dari lahir atau batin atau kedua-duanya lahir dan batin. Penderitaan merupakan sunatullah atau ketetapan Allah yang dialami manusia sebagai jalan untuk menguji kadar keimanannya juga sebagai penebus dosa-dosa yang diperbuatnya. Namun tingkat penerimaan seorang manusia terhadap penderitaan berbeda-beda.
Seseorang yang jiwanya ikhlas maka ia akan menyadari bahwa penderitaan dan pengorbanan adalah sesuatu yang pasti untuk mencapai surga yang abadi sehingga dengan mudah ia bisa mengatasi penderitaan tersebut. Orang-orang yang ikhlas meskipun dimata manusia dia kelihatan menderita namun sesungguhnya ia adalah orang yang paling berbahagia karena keikhlasan itu yang menyadarkannya bahwa segala sesuatu sudah ditentukan oleh Allah dan kesengsaraannya justru membuatnya semakin dekat dengan Allah. Berbeda dengan orang yang tamak, meskipun ia dikaruniai harta yang cukup, badan yang sehat, istri dan anak-anak yang lengkap. Ia akan tetap merasakan penderitaan hanya karena melihat tetangganya mempunyai sesuatu yang lebih darinya. Ia akan terus mempertanyakan mengapa ia tidak seperti orang lain yang dimatanya terlihat lebih beruntung dan perasaan itulah yang akan terus menyiksanya meskipun ia mendapat sesuatu yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Karena itulah kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati (qonaah) yaitu merasa cukup dengan apa yang Allah karuniakan kepadanya.
 Manusia cenderung lebih tahan ketika penderitaan itu mengenai fisik mereka dibanding psikis. Seperti kata sebuah lagu ”lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”. Kita sering mendengar tentang kehebatan seorang penderita penyakit yang berjuang melawan penyakitnya. Mereka tidak putus asa, bahkan menjadikan penderitaannya sebagai sumber inspirasi untuk bekarya. Namun kita juga sering mendengar berita seseorang yang bunuh diri hanya karena cinta ditolak, putus cinta atau sakit hati atau juga karena tidak kuat menanggung beban hidup.

B.   SIKSAAN
Penderitaan terkadang timbul karena adanya siksaan baik berupa badan atau jasmani bisa juga berbentuk siksaan jiwa atau rohani.
Tidak selalu kata-kata siksaan itu berkonotasi jelek. Ancaman siksaan terkadang lebih efektif untuk mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. Seperti yang sering ditegaskan dalam Al-Quran bahwa pelaku maksiat akan disiksa dengan azab yang pedih baik didunia maupun diakhirat nanti. Dengan begitu seseorang akan berpikir banyak kali untuk berbuat maksiat dan kejahatan yang mengganggu masyarakat lain. Syariat islam juga menekankan pelaksanaan hukuman yang keras bagi pelaku kejahatan dan maksiat. Seperti hukum hudud, rajam, cambuk yang kesemuanya pasti akan membuat efek jera bagi pelaku dan juga masyarakat tidak akan berani untuk melakukannya. Dengan itulah hukum ditegakkan sehingga pada akhirnya akan membawa kedamaian dalam masyarakat.
Dizaman sekarang ini banyak sekali kita lihat dan kita dengar tentang siksaan seolah-olah pemandangan yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Bentuknyapun semakin beragam dari pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pelecehan seksual, penganiayaan, premanisme bahkan sampai kejahatan lewat internet. Siksaan-siksaan tersebut menimbulkan kebimbangan, kesepian dan ketakutan bagi korban.
Kebimbangan terjadi ketika seseorang tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil, orang mana yang akan dipercaya dan sebagainya. Hal ini sering kita dengar ketika pelaku suatu kejahatan adalah kerabat atau bahkan keluarga korban itu sendiri. Kebimbangan akan muncul dalam diri korban apakah ia akan memendam siksaan yang terjadi atau membongkarnya dengan menanggung aib apalagi kepercayaan pada orang-orang yang ia anggap dekat sudah hilang. Dalam sebagian kasus hal ini bisa menimbulkan stres yang berkepanjangan hingga membawa pada kegilaan.
Kesepian merupakan wujud siksaan yang dialami oleh seseorang yang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya meskipun ia dilingkungan yang ramai. Kesepian merupakan penderitaan batin yang bisa memicu berbagai macam siksaan yang lain seperi pesimis, halusinasi bahkan kondisi fisikpun terganggu.
Ketakutan juga merupakan salah satu wujud siksaan batin. Phobia merupakan rasa takut yang berlebih-lebihan. Manusia cenderung mempunyai satu atau lebih phobia yang ringan. Phobia ini terkadang hal-hal yang orang lain anggap biasa. Seperti seorang anak laki-laki yang kuat dan sifatnya keras ternyata takut pada ulat bulu. Seperti juga kesepian, ketakutan juga dapat timbul meskipun lingkungannya ramai.

C.   KEKALUTAN MENTAL
Dalam ilmu psikologi penderitaan batin disebut sebagai kekalutan mental yaitu gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seeorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala kekalutan mental bisa nampak dari jasmani seperti pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung maupun kejiwaannya seperti rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah. Bila hal ini terjadi maka secepatnya harus ditanggulangi karena seperti halnya penyakit semakin lama ia akan semakin akut atau parah. Pada beberapa kasus bisa menyebabkan kegilaan bahkan yang lebih parah lagi bunuh diri.
        Sebab- sebab kekalutan mental ada bermacam-macam antara lain:
a.     Iman yang lemah sehingga tidak kuat ketika harus menghadapi cobaan hidup yang berat meskipun pada hakekatnya tidaklah cobaan itu diberikan melainkan sesuai kemampuan seseorang.
b.     Kepribadian yang leman akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
c.      Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat.
d.     Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Pada sebagian orang kekalutan mental mendorongnya menjadi lebih dewasa dan berfikir positif tentang hikmah dibalik setiap kejadian. Sehingga dia cenderung menjadi lebih kuat dan lebih ikhlas dalam menyikapi setiap kondisi. Sebagian orang lagi cenderung bersikap negatif ketika dihadapkan dengan trauma yang dialaminya sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkannya.
Bentuk frustasi ada bermacam-macam diantaranya:
1.     kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali.
2.     regresi atau kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan.
3.     fiksasi atau peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap)
4.     proyeksi atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5.     identifikasi atau menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6.     narsisme yaitu cinta pada diri sendiri yang berlebihan.
7.     autisme yaitu gejala menutup diri secara total dari dunia riil.


D.   PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Merupakan sunatullah bahwa setiap manusia pasti diberi cobaan. Karena itulah manusia harus berusaha harus tetap optimis dalam mengatasi kesulitan hidup. Sebagaimana firman Allah bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha untuk berubah.
Jika dimaknai positif maka penderitaan akan membuat manusia menjadi besar dan berjiwa bijak. Begitu banyak pemimpin yang berhasil memerdekakan rakyatnya setelah melalui berbagai macam penderitaan. Bahkan dalam penderitaan itu mereka terus berusaha dan menghasilkan karya yang luar biasa.
     Pembebasan dari penderitaan merupakan cara manusia untuk meneruskan kelangsungan hidup. Karena pada umumnya kelalaian manusialah yang menjadi sumber malapetaka yang mengakibatkan penderitaan. Bahkan kelalaian satu orang bisa menyebabkan penderitaan pada orang lain. Misalnya kelalaian mengemudi yang menyebabkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan banyak orang terluka bahkan meninggal.
E.   PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Kemajuan perkembangan teknologi yang sangat pesat disisi lain bisa menyebabkan manusia lebih dekat pada penderitaan. Zaman dahulu dimana manusia hidup sederhana berdampingan dengan alam, tidak rakus pada dunia dan mengambil manfaat dari alam sekitar secukupnya dan bijaksana. Mereka bisa bersinergi dengan alam dalam menciptakan kehidupan yang harmonis. Sehingga penderitaan yang mereka alami tidak sekomplek sekarang ini. Sering kita lihat dan dengar dimedia massa tentang berbagai macam persoalan hidup. Kemacetan yang semakin parah, ancaman banjir, pencemaran udara, air, lingkungan, bahaya kejahatan yang semakin beragam dan banyak lainnya. Di tataran internasional kita mendengar adanya bahaya perang nuklir, senjata kimia, rudal antar benua yang jika sampai terjadi akan menyebabkan penderitaan dalam jumlah yang tak terbayangkan.
Kondisi diatas membuat seniman yang peka akan lingkungan sekitar mengkomunikasikannya melalui media seni. Supaya manusia bisa memahami, menghayati dan pada akhirnya berusaha untuk mencegah penderitaan supaya tidak terjadi. Seni itu bisa berupa lagu, film, lukisan dan media lainnya.
F.   PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Penderitaan pada hakikatnya merupakan fitrah manusia yang diberikan Allah untuk menguji sejauh mana ketakwaan serta kesabarannya. Sehingga dari penderitaan itu akan muncul manusia-manusia yang tangguh, sabar dan bijaksana dalam tindakan-tindakannya.
Penderitaan timbul karena perbuatan buruk sebagian manusia. Perbuatan buruk itu bisa dilakukan pada sesama manusia seperti perampokan, pembunuhan, menzhalimi hak orang lain, penganiayaan, pemerasan, dll. Bisa juga pada alam sekitar seperti pemanfaatan sumber daya alam secara bebas dengan tidak mengindahkan lingkungan, rakus dalam mengambil hasil hutan, penebangan pohon tanpa adanya perencanaan, dan sebagainya. Tindakan tersebut pada akhirnya menyebabkan penderitaan bukan hanya diri sendiri namun juga orang lain yang terkadang bahkan tidak melakukannya.
Perbuatan buruk itu juga bisa menyebabkan murka dan azab Allah karena penduduknya berbuat sewenang-wenang. Seperti yang terjadi pada masa firaun, kaum sodom, kaum nabi nuh dan masih banyak yang lain. Azab itu dimaksudkan supaya menjadi contoh jangan sampai terulang lagi dimasa sekarang ini dan menjadi pelajaran bagi kaum yang beriman.

G.   PENGARUH PENDERITAAN
Penderitaan menyebabkan setiap manusia harus berfikir mengapa penderitaan tersebut terjadi sehingga membawa dampak psikologis dalam bersikap baik positif maupun sikap negatif. Sikap itulah yang akan membedakan manusia yang benar-benar beriman ataukan manusia yang ingkar pada Allah. Putus asa, kecewa, ingin bunuh diri, menyalahkan takdir Allah merupakan bentuk sikap yang pada dasarnya dia tidak bisa menerima penderitaan itu dan tidak punya kemampuan untuk menghadapinya. Akan tetapi manusia yang benar-benar beriman akan menjadikan penderitaan tersebut sebagai ujian yang harus dihadapi dan diterima sebagai sebuah cobaan hidup. Mereka tidak menjadikan penderitaan tersebut sebagai alasan untuk malas, tidak bergairah untuk melanjutkan hidup dan berprestasi. Namun penderitaan tersebut menjadi bahan bakar penyemangat dalam meraih prestasi.
Sikap positif untuk berjuang melawan penderitaan banyak diekspresikan oleh para seniman dalam berbagai media seni. Sehingga menimbulkan suatu semangat baru bagi pembaca maupun penonton untuk tidak mau kalah dalam berjuang mengatasi segala penderitaan dan melanjutkan kehidupan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar